Desa Mattabulu memiliki potensi sumber daya alam salah satunya yaitu perkebunan. Perkebunan Desa Mattabulu memiliki peranan dan potensi yang penting dalam andil perekonomian masyarakatnya. Komoditas yang ditanam di Desa Mattabulu yaitu Kemiri, Kopi, Gula Aren, Kepayang, Cengkeh dan Getah Pinus
Mata pencaharian utama masyarakat Desa Mattabulu adalah sebagaian besar perkebunan salah satunya yaitu sebagai perkebun kemiri, kondisi ini menempatkan komoditas kemiri sebagai pendapatan utama masyarakat Desa Mattabulu dimana luas lahan kemiri Desa Mattabulu seluas 5000 HA. Lahan kemiri yang ada di Mattabulu adalah lahan yang dimiliki oleh penduduk Desa itu sendiri disamping sebagian kecil dimiliki oleh warga sekitar. Pengolahan lahan menggunakan manusia penanaman kemiri sudah dilakukan selama bertahun tahun lamanya. Pemasaran untuk hasil kemiri dilakukan dengan tengkulak atau ada yang mengambil barangnya dan hasil panennya untuk kemiri. Kendala dalam pemanfaatan kemiri belum ada teknologi tepatguna (TTG) yang mampu mempercepat mengupas kulit kemiri. Solusi para petani untuk mengatasi hal tersebut mempekerjakan masyarakat untuk mengupas kulit kemiri.
Kopi di Desa Mattabulu merupakan komoditas tanaman yang ditanam pada musim kemarau. Luas tanaman kopi di Desa Mattabulu yaitu 120 HA dengan produksi sebesar 100 ton secara keseluruhan dan untuk rata-rata per-kepemilikan menghasilkan kpi sebesar 90 kw. Kendala yang dialami petani kopi adalah terserangnya hama, solusinya dengan penanaman kembali dan penyemprotan pohon kopi.
Pohon Nira merupakan komoditas tanaman yang ditanam cukup lama dengan jumlah kadar air yang sedikit. Luas lahan tanaman pohon nira sebanyak 200 HA. Dengan produksi yang dikelola menjadi gula aren dan sebahagian besar dijadikan minuman penyegar untuk masyarakat dan selebihnya untuk konsumen. Kendala dan masalah petani nira adalah sulitnya proses pembuatan gula merah.
Pohon Kepayang banyak tumbuh di daerah Dusun Teppo’e dan Cirowali yang luas lahan tanamanya sekitar 100 HA. Adapun kendala masyarakat adalah proses matangnya buah kepayang untuk diproduksi ke Pasar. Solusi petani adalah kurangnya alat mempermudah masyarakat dalam proses pematangan buah kepayang karena membutuhkan waktu sekitar 1 bulan dalam proses penjualan buah kepayang.
Usaha cengkeh yang ada di Desa Mattabulu membutuhkan waktu selama 6 bulan untuk proses pengambilan atau pemetikan buah cengkeh. Luas lahan seluas 125 HA. Adapun kendala masyarakat apabila mengembangkan buah cengkeh akan merusak pohon pinus. Solusinya adalah menghindari penanaman pohon cengkeh yang berdekatan dengan pohon pinus.
Kultur wilayah Desa Mattabulu sebahagian besar dikelilingi oleh pohon pinus, luas pohon pinus yang tumbuh di Desa Mattabulu sekitar 4000 HA. Adapun penghasilan pohon pinus yaitu getah pinus yang dikelola, dijual dan diekspor keluar daerah. Masalah dan kendala adalah izin pengelolaan lahan harus melalui KPH sehingga prosedur untuk mengelola membutuhkan biaya yang besar. Solusi kerjasama pemerintah Desa dengan pihak KPH untuk mengelolah getah pinus yang merupakan wilayah hutan Desa, bukan dari wilayah hutan lindung.